Thursday, June 7, 2012

Perlukah melayani???

Ada sebuah kisah yang saya dapatkan sewaktu pendeta saya sedang berkhotbah mengenai pentakosta. Dia bercerita bahwa dulu di tempat dia melayani sebelumnya, ada seorang penatua yang sngat rajin. Dia bahkan membersihkan pekarangan gereja, sampai menyikat kamar mandi sampai bersih, padahal kita tahu tugas penatua bukan itu. Bahkan sebenarnya ada seorang koster yang memang ditugaskan untuk hal hal seperti itu. Ketika pendeta saya bertanya mengapa anda begitu rajin mengerjakan hal yang mungkin anda tidak perlu bertanggungjawab untuk itu?. Dia hanya menjawab, “Ibu pendeta, seandainya nanti saya mati, saya pun rela masuk sorga walau hanya untuk menyikat toilet yang ada disana” Saya begitu terkesan dengan cerita itu. Seorang penatua rela menjadi hamba atau pelayan karena dia betapa bersyukurnya dia ketika dia tahu bahwa dia sudah diberikan jalan oleh Yesus untuk masuk ke surganya. Dalam dirinya sudah ada arti kata “MELAYANI” dan bagaimana menjadi hamba. Jiwa ini yang bahkan sangat sedikit dimiliki oleh orang jaman sekarang. Tidak tahukah kita,Yesus juga mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Tapi kenapa masih ada saja orang yang sangat berkeberatan untuk melakukan pelayanan. Saya pernah mendengar perkataan seseorang demikian “belum tentu kok yang pelayan pelayan gereja itu baik dan bisa masuk surga, banyak juga orang yang biasa biasa saja ternyata lebih baik”. Saya pikir betapa kolotnya pemikiran yang demikian. Satu hal yang saya yakini bahwa pelayanan itu bukan dilandaskan agar Tuhan memberikan kita balasan atas usaha kita, tapi pelayanan adalah ungkapan syukur kita karena ternyata Tuhan memberikan anugrah dan berkat yang luarbiasa pada kita setiap hari. Melayanipun tidak harus dengan cara dan praktik seperti pelayanan gereja dan pelayan di persekutuan rohani. Pelayanan mencakup banyak cara dan gaya yang sangat dinamis namun dengan tujuan yang praktis. Hal hal simple sebenarnya dapat dilakukan sebagai salah satu wujud pelayanan kita. Yang jelas adalah tindakan melakukan sesuatu yang tujuannya kepada Tuhan dan untuk membagikan kasih bagi sesama adalah sebuah pelayanan. Hidup itu untuk Tuhan dan untuk ciptaanNYA juga. Jadi pelayanan juga harus bersifat vertikal dan horisontal. Jadi perlukah melayani?? Jawablah dengan hati anda sendiri. Jika anda sudah merasakan bahwa karunia Tuhan bekerja untuk diri anda maka bersukacitalah dan bersyukurlah dengan melayani. Mulailah dari hal kecil dan berlomba-lombalah untuk melayani Tuhan. – DD --

2 comments:

  1. Sangat memberkati!!!
    Benar, bukan kerana perbuatan baik tetapi Anugerah daripada Tuhan sahaja yang menyelamatkan kita.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih atas tulisannya.. itu sangat memberkati pembaca2 termasuk saya...

    Setuju, melayani bukan hanya sejenis seperti melayani di Gereja, tapi juga melayani dalam hal kecil, seperti menerima tamu dan melayani mereka, melayani di kampus dll.. Tidak lupa juga, melayani Tuhan dengan cara yang sangat sederhana yaitu, menyediakan waktu2 senggang diantara kesibukan kita untuk menyebut dan bersyukur padaNYA..

    ReplyDelete