Thursday, November 22, 2012

Masa depan.. menurutku....

Tepat tanggal 30 oktober lalu, ujian komprei telah selesai kulalui. Selama kurang lebih tiga tahun dibekali oleh begitu banyak objek mata kuliah dan akhirnya aku bisa menentukan kearah mana aku harus mengarahkan masa depanku. Oseanografi, ya!! Itulah jalan hidupku selanjutnya. Sebuah arah yang tidak pernah kurencakan akan kesana dan bisa dibilang cinta pada kesan pertamaku terhadap ilmu laut itu membawaku untuk berkonsentrasi kesana.
Akhir dari seluruh pergumulan akademikku sudah kulalui. Dulu teringat di semester 1 dan 2 begitu ambisiusnya aku untuk berkonsentrasi pada ilmu tentang pertambangan dan geologi karena keinginanku yang sangat besar untuk bekerja disana. Gaji besar, menjadi orang kaya dan sukses, terlihat menjanjikan jika aku bisa menggapainya. Namun seiring berjalannya proses yang membentukku, aku sadar bahwa masa depan itu tidak hanya tentang pekerjaan. Masa depan itu tidak hanya mengenai apa yang kamu sukai, dan apa yang kamu tidak sukai. Masa depan adalah sebuah renca dan orientasi jelas tentang kearah mana hidupmu. Cara mengawali masa depan adalah dengan mencintai tujuanmu itu. Mencintai tanpa diiming-imingi dengan kesuksesan yang berlimpah. Mencintai bukan karena dia akan memberikan apa, tapi apa yang akan kamu berikan kepada tujuanmu itu. Itulah masa depan menurutku. Selanjutnya jalamu akan mudah dan terang. Segala rambu-rambu menuju kesana sudah lengkap dan kau tinggal mengikutinya. Masa depan itu tidak statis tapi dinamis dan sedinamis bagaimana kau memikirkannya. Nikmatnya hidup akan terasa apabila kau bisa merangkai masa depan seperti yang kau inginkan. Hello my future,, i’m coming for you, and you will receive me :D
READ MORE - Masa depan.. menurutku....

Thursday, July 12, 2012

Sulawesi.. kaki pertama disana @bandara Sultan Hassanuddin

Sulawesi.. kaki pertama disana @bandara Sultan Hassanuddin
Tepat tanggal 1 Juli 2012,, Merpati Airlines membawaku mendarat di Bandara Internasional Sultan Hassanuddin, Ujungpandang, Makassar. Tempat yang 5 bulan lalu sudah kubayang-bayangkan dan kuimpikan untuk berlabuh disana. Dan untuk pertama kalinya di hidupku aku menginjakkan kaki, bernafas dan melihat mentari Sulawesi. “Puji Tuhan” jawabku dalam hati. Keikutsertaanku dalam Pesparawi membawaku kemari. Pengalaman yang berharga bersama teman teman tercinta membuatku tersenyum bahagia waktu itu. Sibuk di sana kami menyusuri setiap lorong bandara. Bandara yang berarsitek seperti video clip “JETLAGnya Simple Plant dengan setting mirip bandara di Toronto menambah kekagumanku akan tanah makassar. Meski tidak sempat berjalan keluar makassa tapi menjelajah bandara saja sudah cukup kunikmati.
Mengambil screen shot sesaat di depan bandara dengan latar tulisan “BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASSANUDDIN” dengan teman teman PSR dan kemudian berlari ke arah patung yang terlihat sesaat dari depan bandara menjadi petualangan seru tersendiri bagiku. Patung Sultan Hassanuddin yang kata orang sama sekali tidak mirip dengan Sultan Hassanuddin menjadi latar foto kami selanjutnya.
Lelah menjelajah sekitar bandara kami selanjutnya mengambil tempat lunch bersama. Sempat terkaget kaget dengan harga bandara akhirnya kami mengambil paket makanan “KF*” dengan siasat tersendiri sehingga biayanya bisa ditekan (anak kost strategy). Habis makan, seperti kebiasaan PSR,, kami keluarkan kartu remi dan berame rame bermain “tepok nyamuk”. Tantangan tersendiri bagi permainan ini karena yang kalah harus berkenalan kepada siapapun yang ditunjuk. Akhirnya tak terasa boarding time pun menanti dan kami harus kembali melanjutkan perjalanan ke Kendari. Nice Moment here  . Tak terlupakan disana.
READ MORE - Sulawesi.. kaki pertama disana @bandara Sultan Hassanuddin

Thursday, June 7, 2012

Perlukah melayani???

Ada sebuah kisah yang saya dapatkan sewaktu pendeta saya sedang berkhotbah mengenai pentakosta. Dia bercerita bahwa dulu di tempat dia melayani sebelumnya, ada seorang penatua yang sngat rajin. Dia bahkan membersihkan pekarangan gereja, sampai menyikat kamar mandi sampai bersih, padahal kita tahu tugas penatua bukan itu. Bahkan sebenarnya ada seorang koster yang memang ditugaskan untuk hal hal seperti itu. Ketika pendeta saya bertanya mengapa anda begitu rajin mengerjakan hal yang mungkin anda tidak perlu bertanggungjawab untuk itu?. Dia hanya menjawab, “Ibu pendeta, seandainya nanti saya mati, saya pun rela masuk sorga walau hanya untuk menyikat toilet yang ada disana” Saya begitu terkesan dengan cerita itu. Seorang penatua rela menjadi hamba atau pelayan karena dia betapa bersyukurnya dia ketika dia tahu bahwa dia sudah diberikan jalan oleh Yesus untuk masuk ke surganya. Dalam dirinya sudah ada arti kata “MELAYANI” dan bagaimana menjadi hamba. Jiwa ini yang bahkan sangat sedikit dimiliki oleh orang jaman sekarang. Tidak tahukah kita,Yesus juga mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Tapi kenapa masih ada saja orang yang sangat berkeberatan untuk melakukan pelayanan. Saya pernah mendengar perkataan seseorang demikian “belum tentu kok yang pelayan pelayan gereja itu baik dan bisa masuk surga, banyak juga orang yang biasa biasa saja ternyata lebih baik”. Saya pikir betapa kolotnya pemikiran yang demikian. Satu hal yang saya yakini bahwa pelayanan itu bukan dilandaskan agar Tuhan memberikan kita balasan atas usaha kita, tapi pelayanan adalah ungkapan syukur kita karena ternyata Tuhan memberikan anugrah dan berkat yang luarbiasa pada kita setiap hari. Melayanipun tidak harus dengan cara dan praktik seperti pelayanan gereja dan pelayan di persekutuan rohani. Pelayanan mencakup banyak cara dan gaya yang sangat dinamis namun dengan tujuan yang praktis. Hal hal simple sebenarnya dapat dilakukan sebagai salah satu wujud pelayanan kita. Yang jelas adalah tindakan melakukan sesuatu yang tujuannya kepada Tuhan dan untuk membagikan kasih bagi sesama adalah sebuah pelayanan. Hidup itu untuk Tuhan dan untuk ciptaanNYA juga. Jadi pelayanan juga harus bersifat vertikal dan horisontal. Jadi perlukah melayani?? Jawablah dengan hati anda sendiri. Jika anda sudah merasakan bahwa karunia Tuhan bekerja untuk diri anda maka bersukacitalah dan bersyukurlah dengan melayani. Mulailah dari hal kecil dan berlomba-lombalah untuk melayani Tuhan. – DD --
READ MORE - Perlukah melayani???

Thursday, May 3, 2012

Gereja kota yang" terkunci"

Semalam ketika aku pualng dari suatu tempat aku melewati suatu gereja yang tidak usah disebutkan. Gereja itu sangat megah,indah dan gagah.Dan aku mengenali bahwa jemaat di gereja itu sangat banyak bahkan apabila sedang beribadah pasti melewati kapasitas. Namun ada hal yang membuat aku sedikit miris. Tepat di depan Gereja tersebut tertidur seseorang yang tampaknya adalah tunawisma. Dengan meringkuk tanda menahan kedinginan beralaskan kardus dan memakai sarung dia tampaknya tertidur pulas. Miris!! begitu pikiranku. Di depan Gereja yang berdiri megah masih ada seorang yang harus tidur tidak layak. Miris melihat gagahnya Gereja sebanding dengan gagahnya gerbang dan pagar yang berdiri kokoh bak benteng yang tidak meloloskan seorangpun untuk masuk kedalamnya. Miris melihat gerbang yang rapi terkunci seakan menolak siapapun untuk masuk disaat bukan jadwal yang sudah ditentukan. Gereja yang terkunci. Terkunci disaat beberapa orang mungkin membutuhkannya. Aku berpikir kenapa Gereja tak senyaman tempat ibadah yang lain . Setiap orang bebas berinteraksi di dalamnya. 24 jam tak pernah tutup dan tidak ada batas batas perbedaan di dalamnya. Menjelma menjadi tempat bagi mereka yang membutuhkan. Kenapa Gereja harus terkunci dan tidak terbuka akan hal di sekelilingnya. Kenapa Gereja harus tersekat dalam ruang yang menjelma menjadi ajan kemewahan. Gereja di desa berbeda jauh dengan di kota. Di desa, Gereja sangat berperan sebagai subjek yang sentralistis. Tempat irang mengadu dan berpadu. Tempat semuanya bernaung dan bahkan semua orang di desa merasa memilikinya. Jam 6 pagi lonceng berbunyi dan semua orang berangkat untuk berkarya. Jam 6 sore lonceng kembali berbunyi dan semua orang pulang membawa manfaat. Gereja hadir sebagai suatu perwujudan kepingan sorga di bumi. Gereja di kota bukan rahasia telah menjadi berbeda. Gereja harus punya lahan parkir yang memamakan banyak jalan. Gereja dihiasi oleh mereka2 yang berpakaian mode (bukan rapi).Inikah kepingan sorga itu? Gereja harus berubah. Berubah dari jemaatnya. Berubah dari diri sendiri. Tidak ada gunanya mengexclusivekan diri. Buka gerbang Gereja, buka hati dan tatap di sekitar bahwa semua membutuhkan dan memiliki kepingan surga ini.
READ MORE - Gereja kota yang" terkunci"

Thursday, April 19, 2012

Selamat dari Bahaya, Thanks God

Baru teringat kemaren saya duduk di salah satu tempat menulis ternyaman di dunia. "in my mind". Dan semalam sebenarnya saya mau kembali ke sana menuang sedikit ide yang sudah lama menimbun di kepala. Ku letakkan motor seperti biasa di pagar depan yang padahal sudah ada rambu "DILARANG PARKIR" :p . Mau berjalan baru teringat kalo batrai di laptopku habis dan akhirnya memutuskan pulang. Sampai di kamar seperti biasa sifat ke"existan" muncul dan bertweet ria bercengkrama di dunia maya. Tak lama keluarlah tweet seperti ini . "BARU SAJA TERJADI PERAMPOKAN DAN PEMBACOKAN DI REKTORAT". Dan sebentar aku berpikir kalo tadi aku jadi di sana kemungkinan peluang saya yang menjadi korban sangat besar. Tapi untungnya Tuhan berkata lain dengan menghabiskan daya batraiku. Saya teringat ada tag cerita teman saya yang sebenarnya saya tidak terlalu peduli dimana disana diceritakan ada seorang yang mengalami nasib sial selama satu hari. Dan ketika dia bertanya pada Tuhan mengapa Tuhan membiarkan dia bernasib sial jawaban Tuhan mencenanangkan. Ternyata di balik nasib sial yang mungkin masih terlalu kecil itu Tuhan menghindarkan kita dari marabahay yang lebih besar. Bersyukurlah dan nikmatilah setiap langkah karena sesungguhnya jalan orang benar selalu yang terbaik yang Tuhan telah sediakan. God Bless You and Me :D
READ MORE - Selamat dari Bahaya, Thanks God

Sunday, April 15, 2012

Syukur ada acara Syukuran Wisuda


kemarin aku baru saja mengikuti acara wisuda salah seorang abang saya. Saya selalu senang menghadiri acara syukuran wisuda. Memang salah satunya karena bisa mengurangi cost makan siang karena ada hidangan ala kadarnya :p . ya tapi itu bukan yang utama; entah kenapa acara ucapan syukur wisuda selalu memotivasi saya dan selalu mengingatkan saya untuk terus berjuang mengejar kelulusan suatu saat nanti dan di saat yang tepat. Entah kenapa hampir seperempat selama acara wisuda saya menghabiskan waktu dengan menghayal bahwa yang duduk di depan dan memakai toga sambil tersenyum diapit oleh kedua orangtua di sisi kanan dan kiri adalah saya.
Dan entah kenapa saya selalu antusias mendengar kisah sukses petualangan para wisudawan mengarungi kerasnya blantika pendidikan ini.
Banyak sekali kisah haru sekaligus menyenangkan yang telah saya dengar. Mulai dari beberapa orang yang tidak hanya berjuang untuk sekedar berkuliah tapi juga untuk tetap bertahan dalam masalah finansial, beberapa orang juga berkelakar dalam perjuangannya melawan penjahat terbesar di dunia pendidikan yaitu MR.MALAS.!!!
dan akhirnya semoga suatu saat saya bisa bercerita sukses dan melihat tulisan ini lagi sambil tersenyum dan berkata dalam hati. "SAYA sudah melewatinya bung!!"
God Bless me !!

READ MORE - Syukur ada acara Syukuran Wisuda