Saturday, October 12, 2013

Darat versus Laut

Menginjakkan kaki di pulau ini , kesan pertama saya adalah kenyamanan dan keindahan. Tinggal disini merupakan suatu kesempatan yang unik dimana kita masih bisa mendengar deruan ombak, kicauan burung, ranting dan dedaunan yang beradu diterpa angin. Bahkan kita tidak sadar bahwa ternyata kita hanya berjarak tidak lebih dari 50 km dari kota terpadat di Indonesia. Sebuah jalanan tak terlalu jauh lebih lebar dari sebua mobil membagi Pulau Pari menjadi dua bagian, utara dan selatan dari ujung barat sampai timur yang panjangnya mungkin sekitar 3 kilometer saja. Di kiri-kanan jalan dipenuhi pagar-pagar rumah penduduk dari kayu yang terkadang di cat berwarna-warni sehingga tampak indah dan bernuansa pelangi. Jalanan utama pulau itu sering dilalui oleh sepeda yang digunakan oleh para wisatawan. Namun yang sedikit mengherankan adalah penduduk di pulau ini tidak sedikit yang menggunakan dan membeli sepeda motor di area pulau yang tidak luas tersebut. Bahkan jarang sekali masyarakat berjalan kaki. Yang paling mengherankan saya adalah ada beberapa motor yang tergolong motor mewah, mungkin harganya bias mencapau 50 juta rupiah untuk satu unit. Motor mewah yang paling hanya digunakan untuk melintasi sepotong jalanan yang tak lebih dari 3km menurut sya cukup mumbazir. Dan malangnya lagi, banyak dari pemilik motor mewah tersebut yang bahkan tidak memiliki perahu. Merelakan diri untuk membeli motor mewah yang hanya dapat digunakan untuk melintasi perjalanan 3km daripada membeli sebuah perahu yang mana dapat digunakan untuk melintasi laut-laut yang dapat menghubungkan daratan ke daratan yang tak terbatas luasnya adalah kesalahan pemikiran menurut saya. Mindset masyarakat pesisir lambat laun telah terkikis oleh pengaruh daratan yang lebih dominan saat ini. Darat versus laut sebenarnya bukanlah hal yang bertolak belakang. Keduanya saling mendukung untuk seluruh putaran kehidupan yang ada didalamnya. Namun apabila salah satu lebih dominan dan satu lagi tak menjadi urusan, bukan tidak mungkin keduanya menjadi musuh bebuyutan. Sebagai negeri maritim kita seharusnya sadar bahwa cara pandang kita haruslah cara pandang bahari yang memandang segala sesuatunya untuk peningkatan kemakmuran dari laut. (DD-2013)
READ MORE - Darat versus Laut

Ketika kearifan lokal menyelamatkan terumbu karang

Kisah singkat pelestarian terumbu karang di wilayah Cemaga, Batukasah-NATUNA Survei ketiga yang kami lakukan untuk mengetahui lebih dalam beberapa objek destinasi wisata di Kabupaten Natuna sampai ke wilayah Batukasah, Pantai Cemaga, Bunguran Selatan. Tak kalah cantik dengan ODTW (objek destinasi tujuan wisata) lainnya, di wilayah ini mempunyai keunikan tersendiri. Di wilayah ini kembali kita dapat menemukan hamparan batu-batu granit sampai jauh kearah laut. Batuan granit ini beberapa membentuk semacam koloni-koloni yang terkadang membentuk suatu “pulau”. Namun eksplorasi kami tidak focus di daerah pantai namun langsung menuju di Pulau Kemudi dan Pulau Jantai.
Pulau Kemudi dan Pulau Jantai merupakan pulau yang terbentuk dari hancuran gugusan terumbu karang tepi. Pulau ini tidak berpenghuni dan banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan tropis .Bersama juru kunci laut batu kasha kami bersembilan dibawa ke Pulau Kemudi dan tim survey darat mulai melakukan pejelajahan berkeliling pulau yang luasnya kurang lebih 2 hektar ini. Sementara tim survey terumbu karang memulai penjelajahan di sekitaran Pulau untuk menemukan titik potensi snorkeling. Survey di hari pertama dan kedua yang kami lakukan di perairan sepempang-tanjung dan teluk buton menunjukkan hasil bahwa terumbu karang ini tidak dalam kondisi yang baik. Penggunaan potassium dan bahan peledak saat pengawasan lemah di masa lampau telah menyebabkan rusaknya ekosistem terumbu karang hampir disepanjang terumbu karang tepi wilayah Pulau Bunguran bagian Timur.Kondisi berbeda dapat dijumpai saat kami melakukan survey di wilayah sekitaran Pulau Kemudi. Di wilayah ini terumbu karang hidup cukup baik. Presentase karang hidup dibanding karang mati berkisar 80% berbanding 20%. Terutama di wilayah tepian Pulau Kemudi yang ditumbuhi berbagai jenis terumbu karang dan kelimpahan ikan yang cukup baik. Pak saharudin yang juga masyarakat pesisir pantai Batu Kasah mengatakan bahwa ada cerita yang dari dulu berkembang di masyarakat mengenai terumbu karang yang ada disana. Terumbu karang di wilayah ini merupakan terumbu karang yang benar-benar dijaga keberadaannya sejak dahulu. “Jika anda mempunyai indra keenam, maka anda sekarang dapat melihat ada sebuah kapal yang melintas-lintas di wilayah ini yang mana menjaga laut disekitar sini” ujar pak Sahar . “Terumbu karang di sekitar sini punya makna sejarah tersendiri bagi masyarakat sekitar yang kuat kaitannya dengan legenda pembentukan Pulau Kemudi dan Pulau Senoa yang tidak jauh dari tempat ini. Untuk itu gugusan terumbu karang dari Pulau Kemudi sampai ke Pulau Senoa masih dalam kondisi baik dan terjaga. Masyarakat sejak dahulu sudah mempunyai hokum adat untuk melakukan sanksi keras bagi nelayan yang ketahuan menggunaan alat dan cara penangkapan ikan yang merusak terumbu karang. “Kami akan bakar pompong nelayan tersebut jika ketahuan” tegas pak Sahar. Ekosistem terumbu karang yang sangat rentan terhadap kehancuran dan pengrusakan ternyata dapat dipertahankan sebentuk kearifan local masyarakat pesisir yang ada sekitarnya. Keikutsertaan masyarakat dan keterlibatan mereka untuk turut serta menjaga dan mengawasi terumbu karang dapat menjadi kunci sukses pelestarian terumbu karang. [DD;2013]
READ MORE - Ketika kearifan lokal menyelamatkan terumbu karang

Friday, April 5, 2013

Kerajaan pesisir (Kingdom of Coastal)

Kerajaan pesisir merupakan bahasa yang saya gunakan untuk menyebutkan 3 besar ekosistem yang ada di wilayah pesisir dan ketiganya merupakan ekosistem penting yang saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lain dalam menggerakkan kehidupan di daerah pesisir. Dalam tulisan ini, saya hanya memperkenalkan ketiga ekosistem tersebut dan tidak terlalu mendetail. Juga tidak akan banyak membahas tentang pesisir, saya langsung saja menjelaskan ketiga ekosistem tersebut yaitu: Mangrove Mungkin mangrove tidak asing lagi di telinga kita karena akhir-akhir ini banyak sekali bertebaran kegiatan dan program yang bertujuan untuk melestarikan mangrove atau penanaman mangrove. Menurut Nyabakken, 1988, Mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan varietas komunitas pantai tropic yang didominasi oleh beberapa jenis pohon dan semak yang khas yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Ekosistem mangrove didominasi oleh tumbuhan jenis Rhizhopora, Avicennia, Bruguiera, dan Sonneratia dan masih banyak tumbuhan lainnya. Sebenarnya dalam ekosistem mangrove, yang ada bukan hanya tumbuhan saja namun di dalamnya banyak sekali jenis fauna tertentu yang sangat menggantungkan diri dan kehidupan di dalam ekosistem ini. Di antaranya adalah kalong, monyet, lutung, bekantan, kucing bakau, luwak, garangan, ular , biawak, ular air, katak, bangau tongtong, burung kuntul perak, kuntul putih besar dan masih banyak lagi. Selain itu belum lagi fauna akuatik yang hidup di wilayah perairan mangrove seperti ikan, udang, kepiting dan kerang. Oleh karena itu mangrove terkenal sebagai tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi segala jenis organisme yang ada di ekosistem pesisir. Dalam bahasa lain mangrove adalah pabrik bagi organisme yang hidup di ekosistem wilayah pesisir. Fungsi ekosistem mangrove sangat banyak.Selain yang telah disebutkan sebelumnya, mangrove juga berfungsi ekonimis seperti bahan untuk kayu bakar, arang dan pulp. Produk ekonomis lainnya adalah bahan obat-obatan, tekstil, dan pupuk organic. Namun yang tak kalah penting adalah fungsi ekologis dari mangrove. Sebagai penahan gelombang dan tsunami, penahan erosi dan sedimen, dan laju intrusi air laut, mangrove ternyata menjadi penyangga produktifitas perikanan baik ikan tangkap maupun ikan tambak. Dikarenakan fungsinya dalam ekosistem ternyata studi lanjutan menyebutkan bahwa kerusakan mangrove menyebabkan produktifitas perikanan dan tambak turun. Hal ini disebabkan fungsi mangrove sebagai penyalur nutrisi di perairan pesisir turun sehingga berpengaruh terhadap produktifitas ikan. So,, jagalah mangrove karena mangrove itu asumsinya seperti la masia bagi Barcelona. Tanpa La Masia , Barcelona kekurangan bibit unggul dan harus mengimpor pemain dari tempat lain. Demikian juga mangrove, tanpa mangrove kita harus mengimpor ikan dari tempat lain yang tentunya akan memakan biaya lebih mahal . Lamun dan Padang Lamun Padang lamun mungkin merupakan salah satu ekosistem paling tidak terkenal di kalangan masyarakat awam. Bahkan tidak banyak mengetahui bahwa lamun merupakan bagian dalam ekosistem pesisir. Lamun sebenarnya sering disebut sebagai rumput laut atau seagrass, sejenis tumbuhan air berbunga di dalam air laut. Padang lamun adalah hamparan tumbuhan lamun yang menutup suatu area pesisir laut dangkal terbentuk dari satu jenis lamun atau lebih dikenal dengan kerapatan padat atau jarang (Anonim, 2010) Ekosistem lamun ternyata juga merupakan tempat hidup berbagai jenis ikan bernilai ekonomis tinggi seperti Siganus spp., Lethrinus spp., Lutjanus spp., Epinephelus sp., Lates sp., Selain sebagai tempat hidup dan mencari makan bagi ikan, ekosistem lamun juga merupakan pengikat sedimen dan substrat yang lunak sehingga air di daerah perairan tersebut kelihatan jernih dan juga sebagai peredam ombak. Dahulu fungsi ekonomis lamun tidak terlalu diperhitungkan namun saat ini lamun dapat dimanfaatkan sebagai tempat budidaya laut berbagai jenis ikan, kerang-kerangan, tiram , bahan baku kosmetik dan obat2an serta tempat rekreasi dan pariwisata. Salah satu daya tarik pariwisata di daerah lamun yaitu seringnya dijumpai Dugong atau ikan duyung dan penyu hijau di daerah lamun dikarenakan hewan ini sangat menyukai mengkonsumsi lamun secara langsung. Saat ini lamun banyak berkurang akibat banyaknya gangguan baik secara alam maupun manusia. Beberapa kerusakan akibat alam adalah rusaknya lamun akibat terkena tsunami, terkena badai laut dan siklon tropis, serta pemangsaaan besar oleh herbivore. Sedangkan akibat kegiatan manusia yaitu banyaknya konversi fungsi pantai, pembangunan dermaga dan masuknya limbah beracun dan pupuk organic yang menyebabkan eutrofikasi dan juga lalu lintas perairan yang padat dapat menyebabkan kritisnya lahan padang lamun. Terumbu karang Mungkin inilah ekosistem paling terkenal sejagat pesisir. Terumbu karang merupakan ekosistem yang tak asing lagi bagi masyarakat awam. Terumbu karang terkenal sebagai keindahan bawah laut dan penuh dengan ikan berwarna-warni. Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem laut tropis yang terdapat di perairan laut dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 220C) memiliki kadar Calsium Carbonat (CaCO3) tinggi, dan komunitasnya di dominasi oleh berbagai jenis hewan karang keras (Guilcher,1988 dalam Asriningrum, 2010). Terumbu karang ialah ekosistem marin yang unik, kompleks dan tinggi produktifitasnya. Terumbu karang adalah ekosistem di laut tropis yang dibangun oleh biota laut penghasil kapur khususnya jenis – jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar . Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem paling penting yang ada di lautan. Terumbu karang mempunyai banyak fungsi baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, terumbu karang merupakan rumah bagi ribuan hewan hewan laut yang sangat menggantungkan hidupnya terhadap keberadaan terumbu karang ini. Berbagai jenis ikan dan hewan laut tumbuh dan berkembangbiak dengan bantuan dan ketergantungan dari terumbu karang. Tumbuhan tumbuhan laut juga banyak tumbuh di terumbu karang yang digunakan sebaga base tempat hidupnya. Secara ekonomis, karang memiliki banyak pengaruh bagi produktifitas penangkapan ikan. Studi studi perikanan dan kelautan menunjukkan bahwa terumbu karang berperan penting menjaga ketersediaan ikan ikan laut terutama ikan pelagis. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang paling produktif secara bioligis namun juga ekosistem yang paling sensitif terhadap tekanan. Terumbukarang merupakan suatu ekosistem yang sangat rentan terhadap gangguan akibat kegiatan manusia, dan pemulihannya memerlukan waktu yang lama. Berdasarakan intrepretasi citra Landsat luasan terumbu karang di kawasan kepulauan seribu sebanyak 4.561,10 ha. Namun sekitar 60% terumbu karang mengalami rusak parah (sumber: Terumbu Karang Indonesia ; Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut (PSSDAL BAKOSURTANAL)). Kerusakan terumbu karang ini disebabkan oleh dua faktor yaitu aktifitas secara langsung seperti penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan alat tangkap ikan yang merusak, penjarahan terumbu karang, cara snorkling dan diving yang tidak benar dan jangkar kapal. Sedangkan aktifitas tidak langsung seperti sedimentasi, dan perubahan kondisi kelautan akibat aktifitas manusia juga menyebabkan terumbu karang berkurang dan rusak. Nah itu dia raja-raja di kerajaan pesisir. Dan semuanya itu menyokong segala bentuk kehidupan yang ada di pesisir. Kita sebagai manusia sangat bergantung pada produktifitas dari wilayah pesisir tersebut. Sebagian besar wilayah kita tinggal dalam hal ini Indonesia merupakan wilayah pesisir. Untuk itu menjaga kelestarian pesisir merupakan langkah penting untuk dapat melanjutkan kesinambungan kehidupan segala makhluk hidup terutama untuk kita sendiri juga. Oleh karena itu mari melestarika pesisir. Tidak hanya satu ekosistem saja tapi selamatkanlah kerajaan pesisir. SaveCoastal2013!!
READ MORE - Kerajaan pesisir (Kingdom of Coastal)

Sunday, March 24, 2013

WORLD WATER DAY dan fakta tentang AIR

HARI AIR SEDUNIA atau world water day diperingati setiap manusia (bahkan jika segala makhluk hidup bisa ikut pasti mereka juga turut serta) di bumi ini. Peringatan hari air sedunia diselenggarakan sebagai bentuk perhatian manusia terhadap air di muka bumi ini. Sebenarnya air di bumi tidak pernah berkurang sedikitpun karena air mempunyai proses siklus yang akan selalu kembali ke awal lagi. Beberapa pernyataan yang menggelitik terkadang saya baca di beberapa blog bahwa air seni nenek moyang kita dahulu masih ada sampai sekarang dan bahkan kita mungkin telah memiumnya beberapa kali. Ini sebenarnya ingin menegaskan bahwa air di bumi akan selalu kembali ke proses awalnya. Jika hal ini benar, lalu mengapa air saat ini sangat sulit didapat terutama pada saat musim kemarau (Iklim Indonesia). Perlu diketahui bahwa walaupun air menduduki hampir 70% di bumi namun ternyata hanya sebagian kecil dari air tersebut yang dapat kita konsumsi. 97% air yang ada di bumi ini merupakan air laut yang mengandung konsentrasi garam yang tinggi sehingga tidak bisa dikonsumsi. Hanya 3% saja yang merupakan air segar artinya air yang tidak mengandung konsentrasi garam tinggi. Namun ternyata 3 % itu bukanlah air yang bisa kita konsumsi.69% dari air ini ternyata membeku dan berada di kutub bumi dan hanya 31% yang berada di tanah dan permukaan bumi kita. (air tanah dan yang berada di danau,sungai dan rawa) Nah, dan ternyata 31% air segar inilah kita gunakan untuk segala jenis kehidupan kita sehari-hari. Tidak hanya untuk minum, namun untuk kegiatan sehari-hari seperti menyuci, membersihkan diri (mandi) atau kegiatan rumah tangga kita sehari-hari. Tidak hanya itu untuk skala lebih besar, air ini digunakan sebagai penunjang industri dan pertanian. Dapat kita bayangkan betapa sedikitnya persediaan air untuk kita gunakan. Dan masalah terbarunya adalah ternyata air yang ada di bumi tersebut tidak terdistribusi secara merata. Di beberapa belahan dunia seperti di daerah dengan iklim kering , distribusi air sangat sedikit. Hal ini menyebabkan makin bertambahnya permasalahan air di bumi. Terlebih lagi air-air segar yang ada dipermukaan sangat rentan untuk tercemar sehingga pada saat sekarang ini sangat jarang sekali orang mengkonsumsi air secara langsung dari sungai, danau bahkan dari air tanah sendiri. Perlu penanganan bahkan peran teknologi untuk menjadikan air tersebut layak dikonsumsi. Maka dari hal ini kita dapat belajar bahwa air yang selama ini kita anggap sebagai sumber daya tak terbatas dan murah ternyata memiliki sekelumit permasalahan dan semakin bertambah permasalahan tersebeut menjadikan sulitnya mendapatkan air saat ini. Kita yang mungkin berada di kdaerah perkotaan yang akses air dapat degnan mudah didapatkan dengan tersedianya PDAM harusnya juga turut sadar bahwa di belahan bumi lainnya terdapat saudara kita yang sangat sulit mendapatkan air karena berbagai hal diatas tadi. Penghematan dan kebijaksanaan dalam penggunaan air harus kita sadari dan lakukan sehingga sumberdaya air dapat tetap terjaga kestabilannya.
READ MORE - WORLD WATER DAY dan fakta tentang AIR

Friday, March 22, 2013

Pemenang dan Pecundang

minggu 17 maret 2013,, ketika itu seorang pendeta DR.Budianto berkhotbah memeberikan banyak sekali ucapan dan kalimat yang sangat memberkati sekaligus mengkritik. Namun ada satu kalimat yang sangat mengusik nurani saya ketika saat itu beliau menanyakan kepada jemaat "Apa perbedaan pemenang dengan pecundang?"Jika semua jemaat dipersilahkan menjawab mungkin sangat banyak sekali variasi jawaban yang didapat. Jujur saya sendiri sedikit bingung untuk menjawab hal tersebut. Dalam pikiran saya seorang pemenang adalah seorang yang mengangkat piala, seorang yang memperoleh kredibilitas, punya penghargaan dan dipuji atas keberhasilannya. Mungkin itu jawaban terbaik saya yang bisa saya katakan. Namun jauh diluar itu beliau hanya menjawab dengan kalimat yang sangat sederhana namun penuh dengan makna yang luarbiasa. Seorang pecundang adalah dia yang selalu menciptkan masalah tapi seorang pemenang adalah dia yang membawa solusi. Yap dan benar saya semua jemaat tampaknya sedikit berekspresi beda mendengar jawaban tersebut. Mungkin mendengar jawaban tersebut membuat kita seketika merefleksikan diri atas diri kita. Tentunya tidak satupun dari kita yang mau dibilang pecundang namun apakah kita semua termasuk dalam pemenang?? Dari kalimat itu dapat saya artikan bahwa pemenang adalah dia yang membawa perubahan. Perubahan untuk lebih baik dan tidak terus berada dalam arus kesalahan yang sudah mengakar dalam segala lingkaran kehidupannya. Pemenang adalah dia yang bisa menciptkan solusi lebih dari perkataan bahkan solusi bukan untuk dirinya namun untuk keluarga dan teman-teman disekitarnya. Menurut saya orang yang demikianlah yang dapat dikatakan pemenang sejati. So, apakah kita mau terus hidup dan tinggal dalam lingkaran kesalahan yang terus menerus berputar tanpa adanya perubahan atau kita mau keluar dari sana dan menjadi agen perubahan dan menciptakan solusi?? apakah kita akan terus menerus berstatus sebagai pecundang atau ingin sedikit mencoba menjadi pemenang?
READ MORE - Pemenang dan Pecundang

Thursday, November 22, 2012

Masa depan.. menurutku....

Tepat tanggal 30 oktober lalu, ujian komprei telah selesai kulalui. Selama kurang lebih tiga tahun dibekali oleh begitu banyak objek mata kuliah dan akhirnya aku bisa menentukan kearah mana aku harus mengarahkan masa depanku. Oseanografi, ya!! Itulah jalan hidupku selanjutnya. Sebuah arah yang tidak pernah kurencakan akan kesana dan bisa dibilang cinta pada kesan pertamaku terhadap ilmu laut itu membawaku untuk berkonsentrasi kesana.
Akhir dari seluruh pergumulan akademikku sudah kulalui. Dulu teringat di semester 1 dan 2 begitu ambisiusnya aku untuk berkonsentrasi pada ilmu tentang pertambangan dan geologi karena keinginanku yang sangat besar untuk bekerja disana. Gaji besar, menjadi orang kaya dan sukses, terlihat menjanjikan jika aku bisa menggapainya. Namun seiring berjalannya proses yang membentukku, aku sadar bahwa masa depan itu tidak hanya tentang pekerjaan. Masa depan itu tidak hanya mengenai apa yang kamu sukai, dan apa yang kamu tidak sukai. Masa depan adalah sebuah renca dan orientasi jelas tentang kearah mana hidupmu. Cara mengawali masa depan adalah dengan mencintai tujuanmu itu. Mencintai tanpa diiming-imingi dengan kesuksesan yang berlimpah. Mencintai bukan karena dia akan memberikan apa, tapi apa yang akan kamu berikan kepada tujuanmu itu. Itulah masa depan menurutku. Selanjutnya jalamu akan mudah dan terang. Segala rambu-rambu menuju kesana sudah lengkap dan kau tinggal mengikutinya. Masa depan itu tidak statis tapi dinamis dan sedinamis bagaimana kau memikirkannya. Nikmatnya hidup akan terasa apabila kau bisa merangkai masa depan seperti yang kau inginkan. Hello my future,, i’m coming for you, and you will receive me :D
READ MORE - Masa depan.. menurutku....

Thursday, July 12, 2012

Sulawesi.. kaki pertama disana @bandara Sultan Hassanuddin

Sulawesi.. kaki pertama disana @bandara Sultan Hassanuddin
Tepat tanggal 1 Juli 2012,, Merpati Airlines membawaku mendarat di Bandara Internasional Sultan Hassanuddin, Ujungpandang, Makassar. Tempat yang 5 bulan lalu sudah kubayang-bayangkan dan kuimpikan untuk berlabuh disana. Dan untuk pertama kalinya di hidupku aku menginjakkan kaki, bernafas dan melihat mentari Sulawesi. “Puji Tuhan” jawabku dalam hati. Keikutsertaanku dalam Pesparawi membawaku kemari. Pengalaman yang berharga bersama teman teman tercinta membuatku tersenyum bahagia waktu itu. Sibuk di sana kami menyusuri setiap lorong bandara. Bandara yang berarsitek seperti video clip “JETLAGnya Simple Plant dengan setting mirip bandara di Toronto menambah kekagumanku akan tanah makassar. Meski tidak sempat berjalan keluar makassa tapi menjelajah bandara saja sudah cukup kunikmati.
Mengambil screen shot sesaat di depan bandara dengan latar tulisan “BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASSANUDDIN” dengan teman teman PSR dan kemudian berlari ke arah patung yang terlihat sesaat dari depan bandara menjadi petualangan seru tersendiri bagiku. Patung Sultan Hassanuddin yang kata orang sama sekali tidak mirip dengan Sultan Hassanuddin menjadi latar foto kami selanjutnya.
Lelah menjelajah sekitar bandara kami selanjutnya mengambil tempat lunch bersama. Sempat terkaget kaget dengan harga bandara akhirnya kami mengambil paket makanan “KF*” dengan siasat tersendiri sehingga biayanya bisa ditekan (anak kost strategy). Habis makan, seperti kebiasaan PSR,, kami keluarkan kartu remi dan berame rame bermain “tepok nyamuk”. Tantangan tersendiri bagi permainan ini karena yang kalah harus berkenalan kepada siapapun yang ditunjuk. Akhirnya tak terasa boarding time pun menanti dan kami harus kembali melanjutkan perjalanan ke Kendari. Nice Moment here  . Tak terlupakan disana.
READ MORE - Sulawesi.. kaki pertama disana @bandara Sultan Hassanuddin